LIGA CHAMPIONS 2012: Bayern Dan Chelsea
Bayern Munich dan Chelsea sama-sama mencari penebusan atas kegagalan di kompetisi domestik saat berhadapan di final Liga Champions di Allianz Arena, Minggu (20/5/2012) dini hari WIB.
Bayern yang tampil di hadapan publik sendiri menjadi pihak yang lebih difavoritkan mengangkat trofi Eropa. The Bavarian, julukan Bayern, menjadi kontestan pertama di final Liga Champions yang tampil di kandang sendiri sejak format baru turnamen ini digulirkan pada 1992/1993.
Dan bahkan para pemain Chelsea menyadari tampil di kandang menjadi keuntungan besar bagi klub raksasa Jerman tersebut. “Kami tidak difavoritkan dalam pertandingan itu, kami memainkan laga tandang,” ujar kipper Chelsea, Petr Cech dilansir Sportingnews, Jumat (18/5).
“Ini kesempatan sangat langka ketika kamu menjadi tim tuan rumah yang bermain di stadion sendiri, mengunakan ruang ganti pemain di kandang sendiri, jadi saya pikir keuntungan akan berpihak pada Bayern Munich karena hal itu. Namun kami tahu memiliki sebuah peluang dan kami akan berjuang untuk itu,” imbuh Cech.
Manajer Chelsea, Roberto Di Matteo juga menyadari akan sulit mengatasi Bayern yang tampil di kandang mereka sendiri. Karenanya dia menekankan betapa pentingnya memperketat permainan. Namun dia menepis Bayern lebih favorit menjadi juara.
“Saya tidak berpikir tim lain akan bermain terbuka begitu saja. Bayern akan merasa mereka bermain di kandang, mereka tahu situasi lingkungan sekitar, namun saya tidak berpikir ada yang lebih difavoritkan. Peluangnya 50:50. Kemenangan ada di sana untuk diperebutkan kedua tim,” ujar Di Matteo kepada Daily Telegraph dilansir Skysports.
Dalam lawatan ke Munich, The Blues, julukan Chelsea, tak hanya mencari penebusan atas kegagalan mereka di final Liga Champions 2008. Kekalahan dalam adu penalti kontra Manchester United empat tahun lalu memang masih menyisakan kegetiran bagi pasukan London Barat, tapi yang terpenting bukan masa lalu tapi masa depan.
Finis di peringkat enam klasemen Liga Premier mengharuskan The Blues dalam posisi wajib mengalahkan Bayern jika ingin tampil di Liga Champions musim depan.
“Ini kali kedua kami mencapai final bagi Chelsea, jadi kami akan melakukan segalanya di sana dan memberikan segalanya,” ujar striker Didier Drogba yang juga menjadi bagian dari skuat Chelsea di final 2008.
Dalam final kompetisi besar seperti ini, tekanan tentu saja tak hanya melibatkan satu pihak. Bayern pun merasakan tekanan sama besarnya untuk tidak mengulang kegagalan di final Liga Champions 2010 saat kalah 0-2 dari Inter Milan di Madrid. Sekaligus mengakhiri musim ini dengan raihan gelar juara, setelah hanya menjadi runner-up Bundesliga dan Piala Jerman.
Winger Bayern, Arjen Robben mengungkapkan rekan-rekan setimnya lebih termotivasi memenangi Liga Champions jika dibandingkan saat kalah di final 2010. “Sekarang satu-satunya hal yang kami inginkan adalah menang. Ada lebih banyak stimulan. Kami harus menang,” ujar Robben.
“Kami bahkan tidak boleh berpikir tentang ini (kekalahan). Jika kami memenangi Liga Champions, kami bisa melupakan mengenai tidak memenangi liga atau cup, tidak ada yang akan memperhatikan itu,” pungkas pemain internasional Belanda itu.
0 komentar:
Posting Komentar